37 research outputs found

    Rancang Bangun Program Pengeditan Kurva B-spline Multiresolusi Berbasis Wavelets

    Get PDF
    Penelitian ini menyusun representasi multiresolusi untuk kurva B-spline kubik yang menginterpolasi titik-titik ujung dengan basis wavelets. Representasi multiresolusi ini digunakan untuk mendukung beberapa tipe pengeditan kurva, yaitu penghalusan kurva dengan tingkat resolusi kontinyu untuk menghilangkan detail-detail kurva yang tidak diinginkan, pengeditan bentuk keseluruhan kurva dengan tetap mempertahankan detaildetailnya, Perubahan detail-detail kurva tanpa mempengaruhi bentuk keseluruhannya, dan pengeditan satubagian tertentu dari kurva melalui manipulasi secara langsung terhadap titik-titik kontrolnya. Untuk menguji kemampuan representasi multiresolusi dalam mendukung empat tipe manipulasi kurva tersebut, disusun program pengeditan kurva dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual C++ pada komputer Pentium 133 MHz, memori 16 Mbyte, sistem operasi Windows 95, lingkungan pengembangan Microsoft DevelopmentStudio 97 dan pustaka Microsoft Foundation Class. Dari hasil uji coba program diketahui bahwa representasi multiresolusi memberikan dukungan yang sangat baik terhadap tipe-tipe pengeditan seperti yang disebutkan di atas. Representasi multiresolusi tidak membutuhkan memori penyimpan ekstra selain dari yang digunakan untuk menyimpan titik kontrol. Dari hasil uji coba program menggunakan ratusan titik kontrol, algoritma berjalan cukup cepat dan memadai berkaitan dengan tuntutan komunikasi interaktif antara user dan program

    Alphabet Sign Language Recognition Using Leap Motion Technology and Rule Based Backpropagation-genetic Algorithm Neural Network (Rbbpgann)

    Full text link
    Sign Language recognition was used to help people with normal hearing communicate effectively with the deaf and hearing-impaired. Based on survey that conducted by Multi-Center Study in Southeast Asia, Indonesia was on the top four position in number of patients with hearing disability (4.6%). Therefore, the existence of Sign Language recognition is important. Some research has been conducted on this field. Many neural network types had been used for recognizing many kinds of sign languages. However, their performance are need to be improved. This work focuses on the ASL (Alphabet Sign Language) in SIBI (Sign System of Indonesian Language) which uses one hand and 26 gestures. Here, thirty four features were extracted by using Leap Motion. Further, a new method, Rule Based-Backpropagation Genetic Al-gorithm Neural Network (RB-BPGANN), was used to recognize these Sign Languages. This method is combination of Rule and Back Propagation Neural Network (BPGANN). Based on experiment this pro-posed application can recognize Sign Language up to 93.8% accuracy. It was very good to recognize large multiclass instance and can be solution of overfitting problem in Neural Network algorithm

    Perbesaran Citra Menggunakan Metode Wavelet

    Get PDF
    Perbesaran citra merupakan salah satu cabang dalam pengolahan citra digital, yang sering dibutuhkan dalam berbagai aplikasi seperti dalam bidang kedokteran, multimedia, dan dalam citra satelit. Seiring makin berkembangnya teknologi, makin banyak pula metode yang digunakan untuk perbesaran citra. Pada penelitian ini, proses perbesaran citra dilakukan menggunakan metode wavelet. Jenis filter induk wavelet yang digunakan, yaitu haar, daubechies 4, daubechies 6, daubechies 8, dan coiflet 1. Langkah-langkah proses perbesaran citra adalah sebagai berikut: transformasi wavelet diskrit, yaitu mendekomposisi citra inputan dengan menggunakan algoritma pyramida. Kemudian hasil dekomposisi (koefisien wavelet) dikalikan dengan dua dan diletakkan dalam matrik yang berukuran dua kali citra inputan pada sisi pojok kiri atas, sedangkan elemen matrik yang lain diisi nol. Setelah dilakukan proses transformasi wavelet invers (proses rekonstruksi) terhadap matrik tersebut, dihasilkan nilai untuk citra output (hasil perbesaran). Proses di atas memanfaatkan dua buah fungsi filter, yaitu low-pass filter (scaling function) dan high-pass filter (wavelet function). Dari uji coba yang dilakukan pada perangkat lunak ini terhadap lima filter induk wavelet yang digunakan, filter haar mempunyai nilai MSE (Mean Square Error) terkecil. Uji coba juga menunjukkan bahwa karakteristik citra asli, seperti standard deviasi juga mempengaruhi besarnya nilai MSE

    Rancang Bangun Editor Kurva Polyline Dengan Metode Curve Analogies

    Get PDF
    Model-model kurva banyak digunakan untuk pembuatan sketsa. Untuk merancang model kurva untuk sketsa tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah menyusun program secara manual dalam membentuk model-model kurva untuk menggambar sketsa yang diinginkan. Pendekatan ini memberi kontrol yang besar ke programmer. Pendekatan lain yaitu mengambil detail kurva yang dimasukkan pengguna. Salah satu metode dalam pendekatan ini adalah dengan mempelajari style-style garis dari contoh - contoh. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan curve analogies. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode curve analogies dalam membuat editor kurva polyline. Curve Analogies bertujuan membentuk kurva baru dari kurva contoh. Inputan untuk kurva analogies ada 3 macam yaitu dua kurva garis dan satu kurva detil (kurva contoh). Dua kurva garis tersebut adalah kurva inputan dari pengguna dan kurva yang mengikuti kurva detil. Dua kurva garis ini digunakan untuk mencari nilai transformasi. Sedangkan untuk membuat kurva baru dilakukan proses synthesis dengan algoritma synthesis. Algoritma synthesis membentuk kurva baru berdasarkan style dari kurva contoh. Kurva hasil proses synthesis di transformasi sesuai dengan nilai transformasinya. Kurva baru yang dihasilkan harus selalu melalui titik kontrol yang pertama dan terakhir dari kurva garis yang diinputkan penguna. Uji coba perangkat lunak ini dilakukan dengan menjalankan beberapa skenario. Skenario pertama dengan memasukkan satu obyek gambar, kedua memasukkan lebih dari satu obyek gambar, ketiga membuat kurva contoh baru dan yang keempat melakukan sintesa kurva. Dari hasil beberapa skenario tersebut dapat disimpulkan metode curve analogies dapat digunakan untuk membuat editor kurva polyline

    Dotted-board Model Dan Extended Local Search Untuk Optimalisasi Tata Letak Pola Busana Pada Bahan Bermotif Dengan Mempertimbangkan Aturan Keserasian Motif

    Get PDF
    Permasalahan peletakkan pola busana penting dilakukan untuk memperoleh efisiensi dalam penggunaan bahan kain.Tidak hanya itu, waktu pemrosesan dengan memperhatikan keserasian motif juga masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Permasalahan ini dikenal dengan irregular strip packing problem (SPP). Penelitian irregular SPP menggunakan bahan bermotif pernah dilakukan sebelumnya, namun tidak memperhatikan keserasian isi motif. Penelitian ini diusulkan untuk menyelesaikan irregular SPP pada bahan bermotif dengan mempertimbangkan keserasian isi motif. Metode yang diusulkan adalah Dotted Board Model (DBM) yang dikombinasikan dengan Extended Local Search (ELS). Pada tahap awal pola busana dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pola busana yang memiliki aturan keserasian mo-tif, dan kelompok pola busana yang tidak memiliki aturan keserasian motif. Selanjutnya, inisialisasi tata letak awal dil-akukan pada kelompok pola busana yang memiliki aturan keserasian motif menggunakan DBM. Selebihnya, pola busana tanpa aturan keserasian motif akan dioptimalisasi dengan menggunakan ELS. Setiap aturan keserasian memiliki poin yang digunakan sebagai tolak ukur keserasian motif. Berdasarkan ujicoba, kombinasi terbaik ELS+DBM terdapat pada resolusi 3 piksel dengan iterasi local search ke 5. Nilai efisiensi dan waktu ELS+DBM adalah 57% dan 381 detik. Waktu komputasi ELS+DBM lebih cepat dengan selisih waktu komputasi 392,7detik dibandingkan tanpa DBM. Hal ini menun-jukkan bahwa metode ELS+DBM lebih unggul dibandingkan ELS tanpa DBM, karena metode ELS+DBM memiliki waktu yang lebih singkat untuk mencapai nilai efisiensi yang hampir sama

    Modifikasi Ant Colony Optimization Berdasarkan Gradient Untuk Deteksi Tepi Citra

    Get PDF
    . Ant Colony Optimization (ACO) is an optimization algorithm which can be used for image edge detection. In traditional ACO, the initial ant are randomly distributed. This condition can cause an imbalance ants distribution. Based on this problem, a modified ant distribution in ACO is proposed to optimize the deployment of ant based gradient. Gradient value is used to determine the placement of the ants. Ants are not distributed randomly, but are placed in the highest gradient. This method is expected to be used to optimize the path discovery. Based on the test results, the use of the proposed ACO modification can obtain an average value of the Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) of 12.724. Meanwhile, the use of the traditional ACO can obtain an average value of PSNR of 12.268. These results indicate that the ACO modification is capable of generating output image better than traditional ACO in which ants are initially distributed randomly

    Rancang Bangun Game Aksi dengan Integrasi dan Pengenalan Gambar Menggunakan Algoritma Ekstraksi Fitur SURF dan Klasifikasi SVM pada Perangkat Android

    Full text link
    Saat ini perangkat mobile berbasis Android dan iOS sangat digemari oleh anak-anak. Mereka yang telah memiliki perangkat mobile akan menghabiskan seluruh waktunya untuk menatap layar perangkat saat bermain. Akibat yang ditimbulkan adalah penurunan kesehatan mata dan kurangnya bersosialisasi dengan teman sebaya. Menggambar adalah hal yang disukai anak-anak. Dengan menggabungkan menggambar dengan permainan perangkat mobile, anak-anak akan tetap merasa bermain meski mereka sedang tidak menatap layar untuk menggambar. Tugas akhir ini bertujuan untuk membangun sebuah permainan yang dapat mengenali gambar dan menggunakan gambar tersebut dalam permainan. Metode pengenalan gambar dalam tugas akhir ini dilakukan dengan menggunakan metode Edge Detection dengan algoritma ekstraksi fitur SURF (Speeded-Up Robust Features) dan klasifikasi SVM (Support Vector Machine). Jenis permainan yang dibangun merupakan gabungan dari aksi dan tower defense. Hasil dari tugas akhir ini dibagi menjadi 3 yaitu hasil fungsionalitas permainan, hasil daya tarik permainan dan hasil akurasi pengenalan gambar. Semua fungsi yang dibuat pada permainan dapat berjalan dengan baik, dan permainan juga telah memiliki daya tarik yang memikat. Namun hasil akurasi pengenalan gambar masih kurang dari harapan penulis

    Jsp Dan Java Servlet Generator Untuk Aplikasi Database Berbasis Web Dengan Mengimplementasikan Framework Jakarta Struts

    Full text link
    Untuk meningkatkan produktifitas dalam pengembangan aplikasi, seringkali digunakan tool-tool untuk mempercepat proses pengkodean. Salah satu jenis tool yang mulai banyak digunakan adalah tool yang mampu mengkodekan sebuah aplikasi hanya dengan memberikan data-data logic, dan tanpa perlu melakukan pengkodean. Dalam penelitian ini akan dibuat aplikasi code generator untuk bahasa java, khususnya JSP dan JavaServlet. Spesifikasi dari aplikasi yang akan dihasilkan oleh code generator ini adalah aplikasi yang memiliki arsitektur J2EE, yaitu dengan mengimplementasikan framework Jakarta Struts yang berdasarkan pada blue print Model View Controller. Framework Jakarta Struts akan bekerja sama dengan framwork iBATIS yang akan menangani Persistent Database Layer. Kedua framework akan bekerja bersama-sama membangun pondasi yang kokoh dalam membangun aplikasi berarsitektur J2EE. Uji coba dilakukan dengan sebuah skenario pembuatan aplikasi PIM (Personal Info Manager). Hasil uji coba menunjukkan bahwa aplikasi JSP dan Servlet Generator berjalan dan berfungsi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

    Sistem Temu Kembali Citra Daun Menggunakan Metode Reduced Multi Scale Arch Height (R-march) Pada Smartphone

    Full text link
    Metode yang digunakan dalam sistem temu kembali citra daun harus efesien agar dapat berjalan baik pada smartphone yang memiliki sumber daya terbatas. Salah satu metode sistem temu kembali citra daun yang cukup efesien dan dapat diterapkan pada smartphone adalah Multiscale Arch Height (MARCH). MARCH menggunakan karakteristik tinggi lengkungan pada kontur daun sebagai fitur untuk proses temu kembali citra daun. Pada metode MARCH sampel titik pada kontur yang digunakan cukup banyak sehingga masih dimungkinkan mengurangi komputasi metode MARCH dengan cara mereduksi titik acuan Arch Height yang digunakan. Pada penelitian ini diusulkan metode sistem temu kembali citra daun pada smartphone menggunakan metode reduced multi scale arch height (R-MARCH) yang lebih efesien dibanding metode MARCH. Dari percobaan yang sudah dilakukan, didapatkan waktu komputasi yang dibutuhkan metode MARCH adalah 864 milidetik sedangkan R-MARCH 632 milidetik
    corecore